Monday, May 5, 2014

Prestasi Bangsa Bagai Kelapa Condong

Seribu orang tua bisa bermimpi. Satu orang pemuda bisa merubah dunia (Bung Karno).

Kalimat motivasi di atas sengaja dituliskan penulis yang dikutip dari seorang presiden pertama Indonesia yang bernama Ir. Soekarno. Beranjak dari kata-kata itu memikirkan satu pemahaman dibenak penulis bahwa besarnya pengaruh pemuda untuk kemajuan bangsa. Tetapi melihat realita bangsa yang ternyata menutup mata untuk suatu kemajuan merujuk kepada kebangkrutan pemikiran untuk menabalkan torehan prestasi bagi pembangungan negeri menjadi negara mandiri.

Dalam cita-cita BJ Habibie sebagai presiden ketiga indonesia yang berkeinginan menjadikan Indonesia sebagai negara mandiri adalah suatu torehan prestasi dengan dicurahkannya semuanya bagi pembangunan Indonesia untuk dapat memproduksi sendiri pesawat terbang dalam memenuhi jalur penerbangan yang cukup luas. Keseriusan ini dilakukan dengan tindakan serius dari negara waktu dengan memberikan beasiswa kepada banyak pemuda untuk mendapatkan gelas S1, S2 dan S3 dan dibawa pulang kembali untuk menyiapkan rencana pembangunan negeri. PT. IPTN (Industri Pesawat Terbang Indonesia) yang berdiri dengan dipimpin langsung oleh BJ Habibie adalah untuk pertama kalinya Indonesia secara matang menyiapkan rencanya memproduksi pesawat terbang atas komitmen menghadirkan angin segar atas pembangunan dari berbagai aspek yang hampir tercapat di titik klimaksnya.

Singkat kalimat dari perjuangan keras hadirnya IPTN yang menyiapkan pesawat terasa sukses tepat pada 10 Agustus 1995, pesawat pertama dengan jenis N-250 siap diluncurkan sebagai penerbangan perdana merupakan hadiah  bagi bangsa dan negara Indonesia. Klimaks perjuangan yang terbayar itu dilirik dasarnya adalah buah karya dari pemuda untuk menuliskan prestasi bangsa yang sangat bersejarah untuk diketahui semua pemuda bangsa Indonesia. Proses bangkrut terjadi akibat krisis moneter tahun 1997 ikut para elite politik melupakan PT. DI yang berganti nama dari IPTN dan ditambah dari maraknya KKN dan konglomerat hitam yang membawa lari uang negara keluar negeri. Imbas dari itu semua tinggallah PT. DI menjadi sebuah pabrik rongsokan yang sudah tidak dipedulikan lagi atas dasar pudarnya rasa kepedulian bagi pembangunan bangsa yang tinggal selangkah lagi pada waktu itu.

Prestasi yang condong
Peran pemuda yang sudah dituliskan penulis dari ucapan Bung Karno adalah melihat keyakinan Bung Karno begitu yakin atas pemuda terhadap perubahan yang dihasilkan untuk bisa membangun bangsa. Melihat lahirnya banyak prestasi yang dipersembahkan bagi negeri adalah torehan para pemuda dalam membawa negeri kekancah internasional. Sebagai contoh torehan prestasi yang dihasilkan pemuda ialah mengikuti olimpiade ke luar negeri dari berbagai cabang ilmu pengetahuan dan banyak pulang dengan membawa medali emas dan perak. Disamping itu dalam gerakan kemerdekaan sejak dulunya sudah dituliskan dibuku-buku sejarah oleh sejarawan bahwa pemuda mempunyai gerakan pasti terhadap pencapaian Indonesia mengibarkan bendera Merah Putih di bumi pertiwi.

Malang juga patut dikatakan, di abad 21 sekarang ini, prestasi yang diharapkan kembali mekar lagi serasa sulit diwujudkan lapisan masyarakat bangsa. Dihantui politik yang salah dalam mengatur negara dengan menjamurnya korupsi dihampir semua partai politik. Akibat seperi ini membuat muaknya banyak pemuda untuk dapat betah di bumi pertiwi dengan lebih memilih menetap diluar negeri. Langkah yang banyak diambil seperti ini menjadikan republik yang mendapat prestasi yang salah dalam bidang korupsi dengan mendapat urutan ke lima adalah catatan hitam dari condongnya prestasi bangsa.

Ditambahkan juga dari kemiskinan yang menghuni jiwa-jiwa penduduk negeri sangatlah memprihatinkan. Ini dapat dilihat dari seringnya masyarakat berebut sembako hingga tak jarang menimbulkan korban jiwa, tidak hanya itu carut-marutnya ekonomi menghantarkan kita tidak lagi mampu menjadi negara bebas impor sembako tetapi mengharuskan negeri mengirim banyak tenaga kerja keluar negeri untuk memenuhi pertumbuhan ekonomi yang sudah tidak sanggup di negeri yang katanya “kaya”. Betapa tidak menurut data yang dikutip penulis dari detik.com menuliskan data dari BPS menyatakan : “Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2012 mencapai 29,13 juta orang (11,96 persen), berkurang 0,89 juta orang (0,53 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2011 yang sebesar 30,02 juta orang (12,49 persen),"

Angka yang dilangsir BPS dalam detik.com adalah angka yang tidak sedikit melihat besarnya jumlah masyarakat miskin mencapai bilangan 29 juta merupakan dari lumpuhnya aspek pembangunan dalam prestasi yang mandul untuk dapat meningkatkan kesejahteraan untuk mengurangi jumlah masyarakat miskin mencapai 29 juta.

Adopsi banyak pemuda Indonesia oleh negara asing adalah bukti dari kepasrahan pemerintahan untuk perbaikan prestasi bangsa dalam menimbulkan perbaikan dari berbagai bidang laiknya ekonomi, pendidikan, infrastruktur dan banyak lainnya. Mengakibatkan minimnya orang-orang berilmu untuk mewujudkan itu semua dalam mengarahkan Indonesia kelurusan prestasi yang tegak berdiri.

Dimana Identitas Bangsa?

1. KH. Hasyim Asyari adalah pendiri NU (Nahdatul Ulama) di Indonesia yang merupakan seorang ulama dan pejuang yang belajar jauh di Mekkah lalu pulang kembali ke negerinya –Indonesia- dan menyebarkan dakwah dalam perjuangan bangsa Indonesia.

2. KH. Ahmad Dahlan adalah pendiri Muhammadiyah di Indonesia yang merupakan seorang ulama dan pengusaha juga belajar jauh ke Makkah lalu pulang kembali ke negerinya –Indonesia- dengan menyebarkan dakwah Islam dalam perbaikan bangsa Indonesia.

3. BJ. Habibie adalah presiden ketiga Indonesia yang sengaja pulang kembali ke negerinya –Indonesia- untuk ikut membangun indonesia dalam pendirian IPTN dan pembangunan ekonomi bangsa.

Diatas penulis sengaja menuliskan beberapa orang yang memiliki identitas bangsa yang tinggi dalam menciptakan berbagai kemajuan yang bisa dicapai negera untuk memakmurkan bersama semua lapisan masyarakat. Bagaimana tidak ketiga orang di atas mempunyai catatan sejarah yang sangat tinggi dikarenakan memiliki identitas bangsa yang sudah tidak diragukan lagi. Mampu membawa Indonesia mempunyai nyawa tersendiri di jamannya dalam setiap tokoh di atas, membuat banyak tokoh-tokoh dunia mengapresiasi para tokoh-tokoh di atas yang mengabdikan diri untuk menanamkan identitas bangsa dari tindakan nyata mereka.

Identitas bangsa merupakan sebuah kepastian yang harus dimiliki oleh semua lapisan masyarakat untuk menciptakan kecintaan kepada negeri sendiri. Hadir dari pada itu sudah banyaknya hilang harga diri bangsa ini dapat di lihat dari hilangnya pulau yang diambil negera tetangga, diciplaknya budaya bangsa oleh negara tetangga dan penyiksaan TKI di luar negeri yang hanya bisa menyuguhkan kepasrahaan bagi pemerintah untuk menyelematkannya. Menghalau dari semua itu perlulah ditanamkannnya identitas bangsa bagi semua pemuda dan seluruh lapisan masyakarat untuk menghidupkan kembali prestasi-prestasi yang terkesan seperti kelapa condong terhadap semua yang dimiliki negeri tetapi bangsa luar yang menikmatinya.

Alangkah sedihnya bila itu tidak bisa diwujudkan dari kenyataaan langsung yang diterima dari banyaknya diantara masyarakat terutama pemuda ikut dalam tawuran pelajar, pengrusakan infrastruktur, bahkan penggunaan narkoba. Sangat disayangkan dari itu semua dikala negeri yang masih hidup dalam krisis prilaku baik menjadikan begitu mudah terkikisnya budaya ketimuran oleh budaya barat yang merusak prilaku bangsa, dan hausnya sudah indonesia akan prestasi-prestasi oleh para pemuda untuk menghidupkan suasana jaya kembali di bumi pertiwi yang sempat tertidur.

Adalah ucapan Bung Karno di awal tulisan ini memberikan bukti pasti bahwa pemuda-pemuda dapat mampu untuk merubah Indonesia sebagai penegakan kembali prestasi yang diraup bangsa pertiwi. Dan itu bukti dari kepercayaan dari seorang presiden bahwa Indonesia akan melahirkan prestasi yang tidak condong bagai kelapa.

Oleh: Satria Dwi Saputro
(Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN-SU).

0 komentar:

Post a Comment