Wednesday, September 2, 2015

Menyoal Mahalnya Harga Daging Sapi

Baru-baru ini masyarakat Indonesia lagi diterpa kesulitan mencari daging sapi  di pasar-pasar tradisional. Kejadian kelangkaan pada daging sapi ini terjadi di beberapa kota besar di jawa seperti Jakarta dan Bandung dan di luar pulau jawa juga yang menyebabkan berbagai kalangan masyarakat yang baisa membeli daging sapi menjadi kesulitan mendapatkannya. Dan juga membuat harganya pun menjadi melambung tinggi hingga mencapai rata-rata dikisaran harga Rp. 120.000 sampai Rp. 140.000 per kilogramnya. Sehingga ini menjadi kajian tersendiri bagi pemerintah untuk bisa menanganinya agar harga daging sapi dapat stabil kembali di pasaran.

Kelangkaan daging sapi yang ada di pasar-pasar tradisional ini termasuk langka terjadi apalagi mengingat masa bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri baru saja usai dirayakan sehingga diperkirakan harganya bisa normal kembali. Akan tetapi dalam kenyataannya harga daging sapi perkilogramnya tetap saja mahal dan bahkan terus meningkat harganya. Adapun penyebab dari kelangkaan daging sapi di pasaran yang menjadikan harganya begitu mahal adalah karena berkurangnya pasokan yang dijual oleh pedagang sapi dari pemasoknya. Sehingga hal tersebut akhirnya menjadikan para pedagang sapi di pasar-pasar tradisional melaksanakan aksi mogok jualan untuk beberapa waktu.

Terjadinya mogok jualan daging sapi oleh para pedagang tidak terjadi di semua daerah di Indonesia tetapi hanya dibeberapa kota besar di pulau Jawa tapi memberikan dampak yang luar biasa bagi konsumen daging sapi. Para konsumen daging sapi yang berasal dari masyarakat biasa dan para pedagang makanan yang bahan bakunya adalah daging sapi ikut dibuat kerepotan kerena sudah begitu sulitnya mendapatkan daging sapi di pasar-pasar tradisional. Dan akibatnya banyak masyarakat terutama bagi para pelaku usaha makanan yang berbahan daging sapi seperti rumah makan dan tukang bakso ikut-ikutan libur jualan dan mengganggu perekonomian mereka.

Daging sapi merupakan bahan makanan yang termasuk istimewa bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Karena saat dalam kondisi pasokan daging sapi yang normal di pasaran tetap harganya masih saja mahal yang rata-rata di atas Rp. 70.000 per kilogramnya yang menjadikannya hanya sebagian kecil dari masyarakat yang dapat membelinya.  Apalagi melihat kondisi masyarakat kita yang masih banyak hidup dalam kemiskinan dan berpenghasilan rendah. Sehingga membuat daya beli masyarakat hanya akan menjadi semakin rendah dan bahkan tidak terbeli karena melihat harga daging sapi yang semakin melonjak tinggi di pasaran.

Masalah langkanya daging sapi yang ada di pasaran langsung ditanggapi oleh pemerintah dengan melakukan berbagai langkah untuk bisa menjaga pasokan daging sapi yang di masyarakat tetap aman dan harganya kembali normal lagi. Adapun untuk menangani ini pemerintah melalui Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) melakukan aksi operasi pasar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Serang dengan menjual daging sapi kepada masyarakat dengan harga yang murah sekitar Rp. 89.000 sampai Rp. 90.000 per kilogramnya (kompas.com/09/08/2015). Hal ini dilakukan Perum Bulog agar ketersediaan daging sapi di pasaran dapat teratasi walaupun para pedagang masih melakukan aksi mogok berjualan untuk beberapa waktu.

Di samping itu juga, pemerintah mengambil langkah penting lainnya selain menggerakkan Perum Bulog untuk melakukan operasi pasar murah yakni mengizinkan impor sapi dari negara Australia sebanyak 50.000 ekor sapi (antaranews.com/10/08/2015). Dan juga selain melakukan dua langkah tersebut, pemerintah pun melakukan investigasi kepada para pemilik ternak sapi agar tidak menahan sapi-sapinya untuk di jual kepada para pedagang yang lagi dilanda kelangkaan daging sapi. Langkah-langkah yang menjadi kebijakan dari pemerintah tersebut dapat dianggap cukup ampuh untuk bisa menormalkan kembali pasokan daging sapi ke masyarakat sehingga harganya dapat normal kembali.

Apalagi mengingat dari kelangkaan daging sapi yang ada di pasaran dan menjadikan harganya melonjak tinggi hingga mendekati Rp. 150 ribu per kilogramnya dapat mendatangkan ketakutan di tengah-tengah masyarakat. Ketakutan tersebut ialah dengan terjadinya aksi dari segelintir orang yang tidak bertanggungnya melalui pemalsuan daging sapi yang dijual dengan dicampur daging celeng agar harganya murah. Penjualan daging celeng dengan dicampur bersama daging sapi tidak bisa nafikan cukup sering terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini. Dan hal ini tentunya membuat masyarakat akan menjadi resah bila sampai hal itu terjadi di tengah harga daging sapi lagi tinggi-tingginya dikarenakan minimnya pasokan sapi yang dijual oleh pedagang di pasar tradisional.

Oleh karena itu, melihat juga keinginan pemerintah yang sekarang ini untuk mewujudkan Indonesia dapat melakukan swasembada pangan salah satunya dibidang peternakan sapi mengharapkan persoalan tingginya harga daging sapi dapat segera teratasi dengan baik. Dan  mengingat pula bahwa sebagian dari masyarakat Indonesia yang tidak semuanya dapat membeli daging sapi yang kaya akan protein tersebut. Sehingga hal ini tentu menjadi tanggung jawab bersama baik dari pemerintah, pelaku usaha ternak sapi, dan pedagang dapat berkerja sama dengan baik agar dapat menciptakan harga daging sapi menjadi murah dan bisa dibeli oleh semua kalangan masyarakat Indonesia. Semoga.

Oleh: Satria Dwi Saputro
(Penulis adalah Pengurus di Kelompok Studi Ekonomi Islam Universal Islamic Economic Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).

0 komentar:

Post a Comment