Saturday, November 4, 2017

Kumpulan Puisi XVII

Macet
Suara bising selalu menghiasi jalan raya
Disesaki kendaraan yang tak bisa bergerak leluasa
Terjebak di antara deru suara mesin dan klakson
Ada pula yang menimpali dengan nada tinggi dan kasar
Karena sudah tidak tahan lagi pada sengatan panas dan dinginnya hujan
Yang mencubit kulit pengendara terperangkap macet di jalan raya.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016.


Sulit
Diusahakan segala cara untuk mencapai itu
Dengan menghabiskan jatah keringat di dalam kulit ini
Kerja keras adalah santapan makan yang dianggap penuh gizi
Agar yang diangankan itu tercapai
Tapi semua usaha itu agaknya berkata lain
Meminta pada jiwa untuk selalu tegar menghalau buruknya nasib
Demi menanti bahagia yang hanya dimiliki dalam kegigihan.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016.


Rindu
Menggigil terkadang tubuh ini
Padahal tidak sekalipun hujan ada yang menyentuh kulit kasar ini
Tapi setiap malam yang diheningkan pada kesunyian
Membuat perasaan teramat dingin memeluk jiwa ini
Hingga badan pun tak kuat menanggungnya
Betapa hebatnya perasaan yang berkecamuk ini
Mungkin ini adalah rindu.

Beranda Sanggar Pelangi, 2016.  


Manis Janji
Kalah sudah manisnya gula yang dikerubungi oleh si pemuja semut hitam
Dikata oleh mereka yang tertikam hulu hatinya
Sebab sejuta janji telah mendongengkan mimpi malam mereka
Dalam alunan nada romantis dengan berangkai berita baik
Untuk perbaikan hidup dihari esok
Saat janji yang melayang ditarik satu per satu
Tiada satu pun memberi asa seperti dimasa lampau
Hingga mereka berujar manis janji yang memilukan.

Beranda Sanggar Pelangi, 2015


Sialnya si Tikus
Ketika koruptor begitu menjamur di negeri ini
Banyak yang menyangkakan ia sama seperti tikus
Yang suka hidup di dalam got penuh dengan kumpulan sampah
Dan berperilaku gemar mencuri apa saja untuk dikunyahnya
Tidak salah menyamakan sesuatu kepada yang lain
Tapi betapa sialnya bagi si tikus yang harus disebut koruptor
Padahal koruptor lebih kejam prilakunya dibanding tikus
Yang cuma suka memakan sabun dan pakaian bekas.

Beranda Sanggar Pelangi, 2015  


Kicauan Burung
Penyegar dipagi hari yang cerah
Dengan merdunya alunan merdu suara burung yang berkicau
Dibalik rindangnya pohon dengan suara bersahut-sahutan
Bak pemantik semangat untuk membiarkan wajah tetap tersenyum
Saat akan menjalani riuhnya jalan-jalan yang berdebu.

Beranda Sanggar Pelangi, 2015


Rakyat Berduka
Wajah berbinar duka sedang merundung rakyat negeri ini
Betapa tidak!
Yang diharapkan dalam tiap tangisan rakyat untuk mengubur kejahatan
Kini sedang bersiteru dan melemahkan satu sama lain
Tak ada yang mengerti apa sebabnya itu terjadi
Tapi para penjahat sedang bersuka ria di atas penderitaan rakyat yang butuh keadilan.

Beranda Sanggar Pelangi, 2015.

0 komentar:

Post a Comment